2020

Hmm kok aku gabisa cium parfumku yak

Beberapa hari itu suasana cukup tegang karena Factory tetangga lagi rame terkait penambahan jumlah kasus positif Covid-19 yang meningkat cukup drastis.

Dan Gugus tugas factory-ku juga sedang sibuk tracing seluruh karyawan yang memiliki kontak erat dengan karyawan factory tetangga ini. Iya circle kita gak jauh-jauh amat jadi ya pasti ada-lah yang temen kosnya dari factory tetangga ini.

Selasa, 22 September 2020

Hari Selasa seperti biasa berangkat kerja, kemudian bekerja, kemudian ngobrol2 dan kemudian aku merasa sedikit kurang enak badan. Agak gatel gitu tenggorokan, tapi kemudian aku merasa badanku makin panas. Dan akhirnya aku memutuskan untuk ke klinik kantor, dan terkejut saat suhu aku 38.6 derajat celcius



Waw terkejut dong aku, tapi aku yakin sih radang aja. Karna memang malamnya aku abis makan gorengan. Aku akhirnya mulai menjaga jarak dengan orang-orang, naik jemputan juga duduk paling belakang dan berusaha untuk tidak berbicara dengan siapa pun.

Rabu, 23 September 2020

Keesokan harinya aku memutuskan tidak masuk kerja karena masih belum merasa enakan. Pagi hari masih dianterin makanan sama mas loka tapi cuma ditaruh didepan kamar. Sore hari aku memutuskan ke dokter lagi, awalnya mau berangkat sendiri karena memang takut aku membawa virus yang lagi tren saat ini tapi mas lok meyakinkan untuk dia nganterin dengan duduk jauhan dan pakek masker medis. Dan aku mendapatkan surat istirahat untuk 2 hari, yap sampai besok

Kamis, 24 September 2020

Pagi-pagi hapeku tiba-tiba sudah ada beberapa misscall dan chat dari beberapa orang yang isinya:

"Telpon aku kl udah bangun"

"Kamu ada kontak sama *** ga?"

"Kamu ada kontak sama *** gak?"

"*** positif"

"Lg di tracing ini"

"Positif"

"Kamu ada kontak gak sama ***?"

"Lapor sama mba *** ya"

Yep ada yang positif.

Selama ini mendengar atau membaca berita orang positif Corona di social media, yap, sekarang ada di dekat aku

It's getting closer pikirku saat itu. Dan selebihnya makin pasrah aja dengan pandemi ini, cuma bisa protect diri sendiri minimal dengan mengikuti protokol.

Selama pandemi ini hanya itu yang bisa aku lakukan, dan karna semakin dekat, aku memutuskan untuk memutus rantainya untuk sementara.

I: "Kayaknya kΔ±ta jangan ketemu dulu deh haha"

L: "*** positif?"

I: "Iya, aku gak ada kontak langsung sih. Menjaga aja"

Akan menjadi jalan yang panjang untuk factory-ku yang punya karyawan 2000 lebih. Cuma berharap semua bisa ditangani dan semoga segera berakhir. Huvt.

L: "hmm kok aku gabisa cium parfumku yak"

I: "are u sure?"

DUWARRR seketika langsung panik dan gapercaya, masih berharap wangi parfumnya sudah menguap jadi wanginya hilang? Atau mungkin sebenarnya parfumnya sudah habis? Dan atau kemungkinan lainnya yang bisa saja terjadi.

L: "Sabun juga ga kecium"

L: "Kopi juga ga kecium"

L: "Ternyata hasil si *temen mas loka* positif, mungkin karena Selasa minggu lalu aku habis kontak sama dia"

I: "Lapor deh" 

Gangguan indra penciuman. Itu sangat spesifik dari gejala Covid-19 ini. Jadi mau gamau dia memang harus swab test. Disisi lain perlu juga mencari tempat karantina yang proper karena nggak mungkin dia tetap tinggal di rumah bareng keluarganya yang hanya ada satu kamar mandi. Akhirnya diputuskanlah dia mencari penginapan hotel yang memang menerima untuk karantina.

Disisi lain aku langsung lapor ke factoryku dan diputuskan aku untuk menjalani karantina mandΔ±ri selama 7 hari sampai hasil mas loka keluar, positif atau negatif.

Saat itu aku masih optimis kalau tidak akan terjadi apa-apa. Semua akan baik baik saja, sampai memang sudah keluar hasilnya. Dan aku masih terus meyakinkan mas lok kalau semua akan baik baik saja, dan gaperlu mikir macem-macem toh belum pasti Covid-19, tapi mas lok pun udah pasrah melihat gejala dia yang sudah mengarah ke virus itu.

Jumat, 25 September 2020

Mas lok pagi-pagi menuju RS MM yang jadi rujukan dari perusahaannya. Dia hanya menceritakan bagaimana rasanya saat alat itu masuk ke hidung dan mulutnya.

L: "Biasa aja kok, geli geli aja"

I: "Hahaha"

Mencoba tidak membuat suasana menegangkan atau hal-hal negatif lainnya.

L: "Besok kalo sembuh temenin aku potong yak, aku mau gundulin rambut"

I: "He apasih, hasil tes keluar aja belum. Kalem kalem"

L: "Kamu gapapa kalo harus swab?"

I: "Ya gamasalah, Bagus juga jadi aku tau ada sesuatu ngga dibadanku"

L: "Ngga merasa terbebani?"

I: "It's okay, udah gausah mikirin aku. I am good"

Masih sama, dengan keyakinan mas lok kalo dia positif, dan aku yang masih "berharap" tidak akan ada apa apa.

Sabtu, 26 September 2020

Harusnya malam hari ini hasil dia sudah keluar, tapi sampai jam 21.00 pun belum keluar. Malam itu menjadi malam yang panjang, karena menunggu hasil yang tak kunjung ada kejelasan.


My heart was breaking kak


Minggu, 27 September 2020

Pagi pun masih belum keluar, dan yasudah mungkin memang senin baru keluar.

Siangpun tiba, dan....


Rasanya kayak kesamber petir, but it's real. Gatau pada saat itu rasanya campur aduk. Panik? Pasti. Saat itu aku hanya memikirkan kalau mas loka tidak down mentalnya dan alhamdulillah karna dia sudah yakin dengan prediksi dia, jadi dia cukup siap. Yap, Covid ini yang harus disiapin selain imun adalah mental. 

Setelah itu aku mikirin aku, setiap hari kita ketemu karna memang berangkat dan pulang bareng, dan weekend lalu kita habis makan bareng dan sharing minuman dan siapa yang tau akan terjadi seperti ini. 

Oke, aku pasti positif. 

Dimana yang sebelumnya aku juga sempat panas tinggi dan radang. Jadi saat itu aku sudah men-setting otak aku kalau aku positif. 

Tapi habis itu gimana orang-orang disekitar aku? Aku yakin sih aku ngga akan menularkan ke siapa siapa. Karna emang aku paling ribet buat proteksi diri. Aku yang berusaha mengingatkan orang sekitar saat mereka tidak memakai masker dengan benar. Aku yang selalu pakai hand sanitizer sebelum dan sesudah dari printer bersama. Aku yang tetap pakai masker saat jalan 10,000 langkah. Aku yang pakai double masker saat merasa masker yang kupakai terlalu tipis. 

Ya, aku seharusnya tidak menularkan yang lain. Kalau tidak? Gimana dengan teman officeku yang lagi hamil? Gimana dengan temanku yang punya anak kecil? Oh mennnnnnnn, aku yakin kalau aku akhirnyapun positif aku akan baik baik saja, aku masih muda, tapi buat orang sekitarku?

Yes, mentalku mulai bergejolak.

L: "Kamu gapapa kan kalau positif?"

I: "Ya gapapalah, itu bukan suatu hal yang bisa dihindari"

L: "Aku cuma mikirin keluargaku sama kamu, aku tenang kalau kalian gak kenapa kenapa"

L: "Maaf ya"

Maaf ya, kalimat itu yang selalu dikatakan mas loka selama berhari hari. Jujur aku merasa tertekan dengan yang terjadi. Tapi gamungkin aku menunjukan kepanikanku didepan mas loka. Aku selalu ngajak dia ketawa dan bercanda hanya untuk memastikan kalau kita bisa melewati ini semua.







Dan semua yang terjadi sampai hari ini, aku hanya bisa menyimpannya sendiri. 

Entah kenapa beberapa hari ini aku memang lagi chat sama tata untuk ngomongin beberapa hal. Dan sepertinya aku butuh orang untuk berkeluh kesah, cuma sekedar meringankan isi kepalaku untuk sementara.

Dan akhirnya...

Huft, sangat lega saat itu rasanya. karena aku gamungkin cerita ke orang rumah yang pasti bikin mereka panik dan justru menambah pikiran aku. 

Dan tiba-tiba aku dapet kiriman makanan, ternyata dari Tata dan Putong. 

Baik sekali mereka ini, makanan ini datang di waktu yang tepat, saat udah gak ada nafsu makan haha. Dan kitapun voice call dan dihibur dengan mereka yang selalu berantem. Hahah. Uh thank you guys! 


Senin, 28 September 2020
Hari ini aku merasa nafas aku lebih berat, dan akhirnya aku konsultasi dengan dokter klinik kantor agar aku merasa lebih baik. Dan hari ini juga akhirnya aku swab test, ini beberapa momen yang bisa aku abadikan

Selasa, 29 September 2020
Hari itu semua orang di office akhirnya sudah karantina dan WFH sampai hasil aku keluar. Semua orang berharap semoga aku negatif dan aku hanya bisa bilang "Amin, kalaupun aku kenapa-kenapa semoga aku tidak menularkan ke siapa-siapa"
Pasrah.

Hasil swab test-ku keluar hari ini harusnya. Berkali kali hanya melihat jam berharap jam cepat mengarah ke angka 6.
Dan akhirnya aku memutuskan untuk bertanya langsung ke Covid Center, berharap aku tahu pertama dan bukan dari orang lain.
Dan hasilnya...


NEGATIF

Air mata mengalir deras sambil berkali kali aku melihat hasilnya takut aku salah baca atau salah nama 😭😭😭😭😭😭😭

Langsung aku sujud syukur atas mukjizat yang luar biasa ini
Aku terharu karena mas loka gaperlu merasa bersalah, aku terharu karna aku tidak akan menularkan siapa siapa, aku terharu karna bisa merasakan fase ini, aku terharuuuuuuuuuuuu 😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Yap, we were crying together 😭😭😭😭😭😭😭😭

Dan alhamdulillah swab kakaknya pun juga negatif, dan orang tuanya dapat fasilitas rapid test dari Puskesmas pun non reaktif. Walau hanya rapid test mereka tetap harus karantina selama 2 minggu. Dan dengan kakaknya negatif semoga orangtuanya pun negatif juga dan tidak ada gejala apapun.

Huahhh, menjadi seminggu terlama dan termelahkan lahir dan batin. Tapi cukup lega. Setidaknya mas loka hanya perlu fokus untuk kesembuhannya tanpa harus memikirkan keadaan keluarganya dan aku. 

Oke akhirnya tulisan ini selesai juga, tulisan ini hanya bertujuan untuk menyimpan memori yang pernah ada biar aku selalu ingat pernah melewati fase ini. 

Semua ini jadi pembelajaran yang luar biasa. Semoga virus ini segera bisa teratasi, semoga semua baik baik saja. Dan please tetap ikuti protokol kesehatan
Percayalah guys, aku dan mas loka adalah orang yang sangat ketat untuk protect diri kita, tapi apakah orang lain juga? Hal hal ini yang gabisa kita hindari, karena kita berhadapan sama sesuatu yang gabisa kita lihat. 

πŸ’–πŸ’–πŸ’–πŸ’–πŸ’–πŸ’–πŸ’–πŸ’–πŸ’–πŸ’–πŸ’–πŸ’–πŸ’–

Komentar

  1. Yg penting banyak makan vitamin Nok kemarin mas lokanjuga aku sarani sering minum air kelapa hijau. Tante itu aja andalannya krn kan tante harus sering jalan kemana2 cari responden. Paling tidak 2 atau 3 hr sekali minum kelapa hijau. Utk jaga kondisi. Insya Aah kita akan disehatkan terus dan Mas Loka sdh selesai karantina senin sdh masuk kerja kan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

VILLAGE HOME STAY AT PENTINGSARI

indah, dan susah untuk dilupakan :)